Apa itu Farmakodinamik?

Apa itu Farmakodinamik?

Farmakodinamik adalah studi tentang efek obat dalam tubuh. Ini termasuk analisis mekanisme kerjanya dan rasio antara dosis dan efek biokimia dan fisiologisnya.

Istilah farmakodinamik berasal dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani: pharmackon (obat, obat) dan dinamis (kekuatan).

Untuk memahami objek kajian farmakodinamik, perlu diketahui konsep reseptor atau target: yaitu struktur sel yang akan digunakan obat untuk berinteraksi secara selektif, sehingga dapat memenuhi fungsinya di dalam tubuh.

Dengan kata lain, reseptor adalah makromolekul dengan fungsi spesifik yang, bersama dengan obat, akan menghasilkan beberapa respons berikut di dalam tubuh:

  • Perubahan aktivitas enzim. Misalnya: obat untuk mengontrol kadar insulin.
  • Modifikasi di saluran ion. Misalnya: anestesi aksi lokal.
  • Modifikasi dalam struktur atau produksi protein. Misalnya: perawatan obat dengan estrogen.

Penemuan reseptor merupakan kontribusi dari farmakolog Inggris Jhon Newport Langley, yang pada akhir abad ke-19 mengangkat keberadaan struktur tertentu di dalam sel yang mengikat obat.

Mekanisme kerja obat

Mekanisme aksi (MA) dipahami sebagai semua manifestasi atau reaksi yang dihasilkan obat dalam tubuh. Dalam pengertian ini, mekanisme kerjanya bergantung pada berbagai faktor yang terkait dengan pengikatan reseptor obat, seperti:

Selektivitas

Salah satu keraguan masyarakat umum mengenai penggunaan obat adalah bagaimana obat dapat bekerja di tempat tertentu di dalam tubuh tanpa mempengaruhi bagian lain yang mungkin tidak memerlukan obat tersebut. Jawabannya ada pada selektivitas.

Selektivitas adalah kemampuan obat untuk mengikat hanya pada reseptor tertentu. Semakin sempit spektrum reseptor yang dapat diikatnya, semakin besar selektivitasnya dan oleh karena itu semakin spesifik efek farmakologisnya.

Afinitas

Ini adalah tingkat ketertarikan yang ada antara reseptor dan obat, yaitu kemampuan mereka untuk membentuk penyatuan yang stabil. Semakin tinggi afinitasnya, semakin besar kemungkinan obat tersebut menghasilkan efek yang diinginkan.

Reversibilitas

Reversibilitas dipahami sebagai kemampuan obat untuk memisahkan diri dari reseptornya. Karakteristik ini terkait dengan afinitas. Semakin tinggi afinitasnya, semakin rendah reversibilitasnya dan oleh karena itu, efek obat tersebut akan bertahan lebih lama.

Aktivitas intrinsik

Ini adalah kemampuan pengikatan reseptor obat untuk menghasilkan efek yang diinginkan.

Kekuasaan

Ini adalah jumlah obat yang dibutuhkan untuk mencapai efek yang diinginkan. Jumlah ini dinyatakan dalam miligram (mg) dan dikenal sebagai dosis.

Efektivitas

Ini adalah tingkat respons terapeutik maksimum yang dapat ditawarkan obat. Artinya, ini adalah ukuran untuk mengetahui efek apa yang paling diinginkan yang dapat diberikan obat.

Tindakan farmakologis dan efek farmakologis

Farmakodinamik mempelajari aksi dan efek obat untuk membuat obat yang lebih efektif atau dosis yang lebih aman, dengan insiden efek samping yang lebih rendah.

Tindakan farmakologis

Tindakan farmakologis adalah perubahan atau modifikasi yang dihasilkan oleh obat dalam tubuh pada tingkat submolekuler, molekuler, seluler atau biokimia.

Contoh tindakan farmakologis adalah perubahan fungsi termoregulasi yang dihasilkan oleh obat yang dirancang untuk melawan demam, yang dikenal sebagai antipiretik.

Efek farmakologis

Sementara itu, efek farmakologis adalah efek yang terlihat dari tindakan farmakologis.

Contoh efek farmakologis obat demam adalah penurunan suhu tubuh.

Pada gilirannya, efek farmakologis dapat dari beberapa jenis:

  • Efek utama: ini adalah efek yang diharapkan untuk obat itu.
  • Efek plasebo: ini adalah efek yang tidak berhubungan dengan obat.
  • Efek tambahan: ini adalah efek yang ditimbulkan oleh manifestasi obat yang diinginkan (efek primer)
  • Efek toksik: ini adalah efek yang dihasilkan oleh kelebihan dosis obat yang dianjurkan.
  • Efek mematikan: ini adalah manifestasi biologis yang dihasilkan oleh obat yang dapat menyebabkan kematian pasien.