Apa Arti “Verisimilitude”?

Verisimilitude mengacu pada seberapa benar atau realistisnya sebuah karya, biasanya karya sastra, bagi pembaca dan sering menunjukkan bahwa sebuah karya memiliki logika internal yang kuat.

Verisimilitude mengacu pada seberapa benar atau realistisnya sebuah karya, biasanya karya sastra, bagi pembaca dan sering menunjukkan bahwa sebuah karya memiliki logika internal yang kuat. Istilah ini berasal dari penggunaan klasik dan pernah dianggap sebagai tempat pembaca atau penonton, yang bertanggung jawab untuk melihat sebuah karya sebagai realistis. Namun, sejak itu berkembang, dan baru-baru ini digunakan untuk merujuk pada tanggung jawab penulis atau pendongeng untuk memastikan bahwa realitas dan kejujuran sebuah karya disajikan. Verisimilitude dapat hadir dalam semua jenis karya, termasuk fiksi ilmiah dan cerita yang sangat fantastik.

Pentingnya verisimilitude dalam hubungannya dengan seberapa baik pembaca dapat membiarkan dirinya ditarik ke dalam sebuah cerita. Penggunaan awal istilah “verisimilitude” berasal dari kata Latin untuk “kebenaran,” dan terus menunjukkan kebenaran sebuah karya. Ini pada awalnya digunakan lebih mengacu pada penonton atau pembaca, daripada pendongeng. Dalam penggunaan ini, dimaksudkan untuk menunjukkan seberapa baik seseorang dapat mengamati realitas atau kebenaran sebuah karya berdasarkan pandangannya tentang dunia dan kemudian membiarkan cerita itu melibatkannya.

Pemahaman dan penggunaan verisimilitude yang lebih baru, bagaimanapun, berpusat pada upaya penulis atau pendongeng untuk memastikan realitas dalam karyanya. Ini paling sering dibuat melalui logika internal yang kuat dalam sebuah cerita, terlepas dari jenis cerita yang disajikan dan media di mana cerita itu diceritakan. Contoh logika internal adalah kontinuitas antar adegan dalam sebuah cerita. Tindakan dalam satu adegan perlu mengalir dengan baik ke adegan berikutnya, dan tindakan terputus-putus yang tampaknya tidak memiliki sebab dan akibat dapat menghancurkan keaslian sebuah karya dan berdampak negatif pada realitas sebuah cerita.

Bahkan sebuah karya fantastik, seperti fiksi ilmiah atau cerita fantasi, masih dapat mempertahankan realisme dan verisimilitude. Cerita fiksi ilmiah sering dianggap lebih berhasil ketika teknologi dan aksi cerita terasa nyata bagi pembaca. Ini tidak berarti bahwa karya tersebut harus murni realistis dengan teknologi cararn, tetapi teknologi tersebut perlu masuk akal bagi pembaca dan terasa seperti berasal dari tempat yang logis. Verisimilitude seperti itu sering kali dapat dibuat oleh seorang penulis dengan mempertimbangkan “mengapa” teknologi atau perkembangan sosial mungkin terjadi di dunia atau kenyataan lain, dan membangun logika dalam cerita untuk mendukung bahkan makhluk atau perangkat fiksi yang paling aneh dan paling keterlaluan.

Baca juga