Apa Itu Kuplet Heroik?

Alexander Pope menggunakan contoh bait heroik dalam karyanya, “Essay on Men.”

Kuplet heroik adalah bentuk puisi yang terdiri dari pasangan baris berima yang ditulis dalam pentameter iambik yang sering digunakan dalam puisi naratif bahasa Inggris. sajak skema dari bait heroik adalah maskulin, yang berarti bahwa hanya satu suku kata dari setiap baris, biasanya pada akhir baris, sajak. Meskipun asal mula bentuk puisi ini tidak diketahui, ia sering digunakan pada abad ke-14 oleh penyair Inggris Geoffrey Chaucer dan kemudian pada abad ke-17 oleh penyair Inggris seperti Alexander Pope. Beberapa penyair yang menulis dalam bait heroik secara ketat mematuhi struktur dan skema rima, sementara yang lain lebih suka sesekali memvariasikan sajak dan ritme selama puisi.

Geoffrey Chaucer mungkin adalah penyair Inggris pertama yang menggunakan bait secara teratur.

Meteran bait heroik adalah pentameter iambik, suatu bentuk yang terdiri dari lima kaki iambik di setiap baris. Kaki iambik terdiri dari satu suku kata tanpa tekanan diikuti oleh satu suku kata yang ditekankan. Pentameter iambik sering dibandingkan dengan suara detak jam atau detak jantung. Dalam bait heroik, baris-baris pentameter iambik ini dipasangkan dengan rimanya dan biasanya berdasarkan isinya. Satu suku kata dari baris pertama berima dengan suku kata yang sesuai di baris kedua, dan satu suku kata di baris ketiga berima dengan satu suku kata di baris keempat, dan seterusnya.

Contoh bentuk bait heroik dapat ditemukan dalam Essay on Man karya Alexander Pope : “Mata Alam berjalan, menembak kebodohan saat terbang, / Dan menangkap tata krama yang hidup saat mereka bangkit: / Tertawa di mana kita harus, jujur ​​​​di mana kita bisa; / Tapi pertahankan jalan Tuhan kepada manusia.” Setiap baris ditulis dalam pentameter iambik dengan rangkaian suku kata yang diberi tekanan dan tanpa tekanan. Dua baris pertama dipasangkan dengan suku kata terakhir di mana “lalat” dan “bangkit” berima sedangkan dua baris terakhir dipasangkan dengan “bisa” dan “manusia”. Tidak ada suku kata lain dalam pantun berpasangan, sehingga skema pantun dianggap maskulin.

Sementara bentuk bait heroik digunakan dalam berbagai jenis puisi, ini paling menonjol dalam puisi naratif panjang, seperti epos. Dalam beberapa kasus, kembar tiga heroik atau pola serupa dicampur ke dalam bentuk bait heroik atau digunakan sebagai pengganti bait. Pentameter iambik adalah pola bicara yang relatif alami, sehingga umumnya tidak sulit bagi pembaca untuk membaca puisi panjang yang ditulis dalam bentuk kuplet heroik atau triplet. Selain itu, pasangan baris umumnya hanya bergantung satu sama lain dalam hal struktur, sehingga tidak terlalu banyak batasan rima yang memperumit karya naratif penyair.

Baca juga