Apa itu Hipotesis?

Beberapa hipotesis dapat dinyatakan sebagai rumus matematika.

Hipotesis adalah penjelasan untuk fenomena yang dapat diuji dengan cara tertentu yang idealnya membuktikan atau menyangkalnya. Selama pengujian, hipotesis dianggap benar, dan tujuan peneliti adalah menguji persyaratannya secara ketat. Konsep adalah bagian yang sangat penting dari metode ilmiah , dan juga berlaku dalam disiplin ilmu lain. Misalnya, beberapa sejarawan telah mengajukan hipotesis bahwa Percobaan Penyihir Salem disebabkan oleh konsumsi biji-bijian yang terkontaminasi ergot, yang mengakibatkan histeria massal .

Hipotesis sering diuji dalam kondisi laboratorium.

Ketika seseorang merumuskan hipotesis, dia melakukannya dengan maksud untuk mengujinya, dan dia seharusnya tidak mengetahui hasil tes potensial sebelum hipotesis dibuat. Ketika merumuskan hipotesis, cita-cita metode ilmiah sering diingat, sehingga dirancang untuk dapat diuji dengan cara yang dapat direplikasi oleh orang lain. Hal ini juga tetap jelas dan sederhana, dan hipotesis bergantung pada informasi dan penalaran yang diketahui.

Sebuah hipotesis yang ternyata salah masih dianggap positif, karena memajukan ilmu pengetahuan.

Sebuah hipotesis tidak harus benar atau salah, tetapi orang yang merumuskannya harus siap untuk menguji teori sampai batasnya. Jika seseorang berhipotesis bahwa paparan X menyebabkan Y pada tikus laboratorium, misalnya, dia harus melihat apakah paparan hal lain juga menyebabkan Y. Ketika ilmuwan mempublikasikan hasil yang mendukung hipotesis, mereka sering merinci langkah-langkah yang mereka ambil untuk mencoba menyangkal serta langkah-langkah yang menegaskannya, untuk membuat kasus itu lebih kuat.

Dalam beberapa kasus, hipotesis ternyata salah, dan ini dianggap sangat dapat diterima, karena masih memajukan penyebab sains. Dalam contoh di atas, misalnya, dengan menunjukkan bahwa paparan X tidak menyebabkan Y, seorang ilmuwan dapat menggambarkan bahwa penelitian lebih lanjut tentang Y diperlukan. Dalam contoh ini, fakta bahwa hipotesis salah tidak berarti bahwa zat X aman, karena zat X masih dapat menyebabkan sesuatu yang lain.

Mungkin juga hipotesis menjadi tidak meyakinkan setelah pengujian. Ini bisa jadi karena seorang ilmuwan tidak memiliki alat yang diperlukan untuk pengujian, menunjukkan bahwa teknik ilmiah lanjutan dapat digunakan di masa depan untuk menguji gagasan tersebut. Ini juga bisa menjadi hasil dari tidak memiliki informasi yang cukup, atau hipotesis yang dibuat dengan buruk dan sulit untuk diuji.

Baca juga