Apa Arti Ungkapan “Tidur di Roda”?

Secara harfiah tertidur di belakang kemudi mobil bisa sangat berbahaya.

Ungkapan “tertidur di kemudi” adalah idiom sehari-hari yang menggambarkan bagaimana ucapan atau frase idiomatik sering versi abstrak dari pernyataan literal; karena frasa ini digunakan secara kiasan, itu berarti bahwa seseorang dalam beberapa posisi otoritas telah mengabaikan beberapa aspek dari perannya, atau gagal mengenali ancaman atau tanda peringatan lain yang dapat menghasilkan efek yang merugikan. Arti harfiah dari frasa tersebut mengacu pada pengemudi yang kehilangan kesadaran saat mengemudikan kendaraan, sesuatu yang sangat berbahaya dan menunjukkan penilaian yang buruk. Versi idiomatik dari frasa ini jauh lebih fleksibel dan seringkali tidak terlalu mengerikan.

Penting untuk dicatat bahwa penggunaan frasa tersebut tampaknya menunjukkan bahwa suatu pihak telah mengabaikan wewenang atau tanggung jawab. Misalnya, dalam skenario di mana rencana luar mengancam perusahaan atau kelompok, penutur bahasa Inggris biasanya tidak akan mengatakan “mereka semua tertidur di belakang kemudi,” melainkan, “[pemimpin] tertidur di belakang kemudi.” Ungkapan ini juga sering digunakan untuk badan pengatur yang memiliki tanggung jawab untuk melindungi penduduk nasional dari berbagai penyakit dan bahaya komersial atau rutin.

Ketika sekelompok orang yang tidak memiliki peran kepemimpinan gagal melihat ancaman atau peristiwa yang berpotensi negatif di cakrawala, pembicara mungkin mengatakan “mereka tertidur,” atau bahwa warga yang baru sadar sedang “bangun”, tetapi bukan berarti mereka “tertidur di belakang kemudi”, karena “roda” dalam idiom ini merupakan abstraksi dari roda fisik yang digunakan untuk mengemudikan mobil, mengemudikan perahu, atau mengarahkan kendaraan lain. Dalam istilah yang lebih dramatis, beberapa orang mungkin mengatakan tentang komunitas yang menanggapi secara kolektif ancaman bahwa “raksasa tidur telah terbangun,” menunjukkan prediksi pembicara bahwa respons komunal akan sangat besar dan efektif.

Karena frasa “tidur (atau tidur) di belakang kemudi” berfungsi dengan baik untuk menyalahkan berbagai pihak setelah bencana atau peristiwa negatif, itu sebagian besar telah menjadi bagian dari jargon sehari-hari dan idiomatik seputar kesehatan dan keselamatan masyarakat. Misalnya, wartawan atau orang lain mungkin sering mengatakan bahwa pemerintah kota “tertidur di belakang kemudi” karena gagal mengantisipasi kerusakan akibat badai, kekurangan pendapatan, atau hal lain yang menjadi masalah. Ketika krisis keuangan mengancam suatu negara, kritik terhadap regulator keuangan akan sering mengatakan bahwa penjaga ini “tertidur di belakang kemudi”. Frasa ini memiliki kegunaan dan daya tarik yang luas bagi mereka yang mencoba mendramatisasi apa yang mereka lihat sebagai kegagalan orang lain untuk melakukannya. mengatasi dan menangani masalah secara proaktif.

Baca juga