Revolusi Rusia: Latar Belakang Lahirnya Revolusi Rusia

Revolusi Rusia: Latar Belakang Lahirnya Revolusi Rusia

Kekalahan tentara Rusia (Soviet) pada Perang Dunia II membawa Rusia ke dalam masa suram. Setelah tahun 1918, masyarakat Rusia kekurangan makanan dan konflik tanah merupakan hal yang sukar diatasi. Pemerintahan dinilai terlalu lemah oleh kaum Bolsheviks. Pemerintahan pada waktu berada dalam kekuasaan kaum Mensheviks, kelompok lain dalam gerakan sosialis Rusia. Sementara itu, kaum Bolsheviks merupakan pecahan dari Partai Demokratik Sosialis Rusia, yang didirikan oleh Vladimir I Lenin yang ditunjuk sebagai pemimpin partai pada tahun 1898.

Peristiwa Bolsheviks 1917

Pada tahun 1903, Partai Demokratik Sosialis Rusia pecah menjadi dua: Mensheviks dan Bolsheviks. Pada 16-17 Juli 1917, kaum Bolsheviks mengadakan demonstrasi di bawah pimpinan Lenin melawan pemerintahan. Mereka menuntut pemerintahan  Nicholas II untuk turun dan digantikan segera oleh pemerintahan darurat oleh Lvov. Pada tanggal 25 Oktober 1917, terjadilah huruhara terhadap pemerintahan Alexander Kerensky. Pada hari yang sama berlangsung pula rapat umum yang dihadiri mayoritas kaum buruh di Petrograd (sebelumnya bernama St. Petersburg dan kemudian menjadi  Leningrad). Yang hadir pada rapat itu adalah pemimpin Bolsheviks Lenin, Komisaris Luar Negeri Bolsheviks Trotsky, Komisaris Dalam Negeri Bolsheviks Aleksei Ivanovich Rykov, dan Komisaris Nasionalis Joseph Stalin. Program Lenin dalam revolusinya adalah penyerahan tanah-tanah kepada petani, pembagian makanan, serta perdamaian.

Sejak 8 November 1917, setelah Revolusi Oktober berhasil, Uni Soviet dipimpin oleh Vladimir Ilyich Ulyanov atau lebih dikenal dengan Lenin (1870-1924). Pada masa kepemimpinannya, Lenin menjalankan roda pemerintahan dengan tangan besi. Untuk merealisasikan idealismenya tentang kekuasaan, pada Desember 1917 Lenin mendirikan Cheka atau Polisi Rahasia yang digunakan untuk meneror lawan-lawan politiknya. Lenin dengan pemerintahan Bolsheviks-nya tidak segan-segan untuk membu.nuh siapa saja yang menjadi lawannya. Lenin sendiri mengatakan bahwa kekuasasan yang ia pegang sebagai kekuasaan berdasarkan kekuatan dan tidak dibatasi oleh hukum apapun.

Pada Juli 1918, Tsar (Kaisar) Nicholas II dan keluarganya dihukum mati oleh kaum Bolsheviks secara kejam. Kemudian pada 3 Maret 1918, Lenin menandatangani Perjanjian Brest-Litovsk. Tak lama, terjadilah perang saudara antara “tentara putih” yang didukung oleh anggota Kerajaan Rusia (sanak-saudara Nicholas), para pebisnis, tentara, pegawai pemerintahan, serta kaum gereja ortodoks Rusia melawan “tentara merah” yang didukung penuh oleh kaum komunis pimpinan Lenin. Dalam perang ini, tentara putih dibantu Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jepang.

Akhirnya, perang saudara ini dimenangkan tentara merah pimpinan Leon Trotsky. Pada saat itu juga terjadi tragedi kemanusiaan, kelaparan yang menghebat di seluruh negeri. Lenin pun kemudian melakukan kejutan bagi kaum komunis, yakni menginzinkan adanya perusahaan-perusahaan milik pribadi serta toko-toko untuk melakukan bisnis kembali, guna mengatasi keadaan ekonomi darurat. Kehidupan Lenin berakhir di ranjang tidur akibat serangan jantung sebanyak tiga kali pada tanggal 21 Januari 1924. Lenin meninggal sebelum propaganda komunismenya berlanjut. Sementara itu Partai Bolsheviks berubah nama menjadi Partai Komunis Rusia.