Apa fungsi hormon Kortikosteroid?

Kortikosteroid adalah hormon diproduksi secara alami di kelenjar adrenal bagian terluar atau korteks. Sementara itu, kortikosteroid dalam bentuk obat disebut kortikosteroid sintetis dengan cara kerja dan manfaat yang sama dengan kortikosteroid alami.

Pada jaringan otot sobat, hormon kortikosteroid ini dengan konsentrasi yang seimbang, diperlukan oleh tubuh bagi metabolisme pemeliharaan. Berubahnya kesembangan tersebut dapat menyebabkan berbagai kelainan, misalnya saja peningkatan aldosteron yang dapat menyebabkan simtoma hypokalemia yang dapat menyebabkan otot menjadi tidak bertenaga atau hilang keseimbangan dan kekuatan, sedangkan kadar glukorkotikoid yang ada di dalamnya dan yang tinggi akan menyebabkan degrasi otot melalui lintasan katabilosme protein.

Hormon kortikosteroid ini juga berdampak pada sistem saraf secara tidak langsung dalam banyak hal. Adanya peningkatan eksibilitas otak pada simtoma hiperkortisme yang disebabakn oleh ketidakseimbangan elektrolit dari apda perubahan konsentrasi sodium.

Adapun fungsi dari hormon kortikosteroid sebagai berikut :

  • Sebagai hormon yang berfungsi untuk merangsang perombakan senyawa non karbohidrat ( protein dan lemak ) menjadi glukosa.
  • Sebagai hormon yang berfungsi untuk  mempertahanan sistem pmebuluh darah dalam tubuh.
  • Sebagai hormon yang berfungsi untuk meningkatkan kadar glukosa dalam darah.
  • Sebagai hormon yang berfungsi untuk mengubah protein menjadi senyawa lain yang dibutuhkan oleh tubuh kita.Sebagai hormon yang berfungsi untuk mempercepat impuls saraf.
  • Sebagai hormon yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan siistem sarafa dan indra apda janin.

Efek Samping Kortikosteroid

Efek samping biasanya terjadi pada penggunaan kortikosteroid untuk jangka panjang, yaitu lebih dari 2-3 bulan. Sejumlah efek samping yang bisa ditimbulkan setelah menggunakan obat kortikosteroid adalah:

  • Penumpukan lemak di pipi (moon face)
  • Rentan terkena infeksi
  • Meningkatnya tekanan darah atau hipertensi
  • Meningkatnya kadar gula darah
  • Mempercepat timbulnya katarak
  • Tukak (ulkus) pada lambung atau duodenum
  • Masalah kulit
  • Pelemahan fungsi otot
  • Perubahan mood dan perilaku.

Jenis-Jenis, Merek Dagang, dan Dosis Kortikosteroid

Berikut ini adalah jenis-jenis obat yang termasuk ke dalam golongan kortikosteroid.

Bagaimana penggunaan kortikosteroid yang aman?

Oleh karena berbagai efek samping di atas, penggunaan kortikosteroid haru sesuai dengan petunjuk dokter, baik berapa dosisnya, berapa kali minum dalam sehari, dan untuk diminum berapa harinya. Masyarakat tidak disarankan untuk mengonsumsi atau menambah-kurangi dosis obat ini tanpa petunjuk dokter. Untuk mengurangi efek samping kortikosteroid, pasien dapat mengikuti tips berikut:

  • Jangan meminum kortikosteroid saat lambung kosong, untuk mengurangi efek samping terhadap sistem pencernaan
  • Gunakan spacer pada kortikosteroid inhalasi, untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi jamur di rongga mulut
  • Lakukan penyuntikan di tempat berbeda, maksimal penyuntikan kortikosteroid di tempat yang sama yaitu tiga kali
  • Pada daerah kulit yang tipis atau lipatan, gunakalah steroid dengan potensi lemah
  • Hati-hati pada penggunaan sekitar mata, karena dapat menyebabkan glaukoma atau katarak

Jangan hentikan pengobatan mendadak. Pada penggunaan jangka panjang, dokter biasanya melakukan “tappering off” saat akan menghentikan pengobatan, yaitu dengan cara dosis obat diturunkan perlahan-lahan baru kemudian dihentikan. Penghentian mendadak kortikosteroid dapat menyebabkan sindrom Addison.

Baca juga