Apa yang dimaksud dengan “Bujukan Penipuan”?

Klaim bujukan palsu dapat dibuat berkaitan dengan kontrak lisan dan tertulis.

Secara umum, kesepakatan harus dibuat dengan itikad baik. Agar hal ini terjadi, semua pihak dalam suatu perjanjian harus memberikan informasi yang akurat sejauh yang mereka ketahui. Bujukan penipuan mengacu pada klaim kesalahan yang dapat dibuat dalam kasus di mana tindakan itikad baik didasarkan pada informasi yang sengaja menyesatkan.

Seseorang dibujuk secara curang ketika tipu daya dan tipu daya digunakan untuk mendorongnya bertindak demi kepentingan orang lain. Umumnya, ini juga mengakibatkan dia bertindak melawan kepentingannya sendiri. Situasi seperti itu dapat muncul, misalnya, jika seorang wanita memutuskan untuk mengalihkan hartanya kepada putranya yang berprofesi sebagai dokter berdasarkan diagnosa yang menipu bahwa dia akan segera meninggal. Karena dia sengaja disesatkan, dia mungkin berhak meminta ganti rugi atas kerugian yang terjadi.

Agar seseorang berhasil mengklaim bujukan palsu, dia harus menunjukkan bahwa kepercayaannya pada informasi yang diberikan adalah wajar. Dalam contoh yang disebutkan di atas, kepercayaan wanita pada putranya dapat dibenarkan oleh fakta bahwa dia adalah seorang profesional medis. Namun, jika putranya adalah seorang pelukis, mungkin sulit baginya untuk meyakinkan pengadilan bahwa dia memiliki alasan yang baik untuk mengandalkan penilaian kesehatannya.

Seseorang juga perlu menunjukkan bahwa informasi palsu itu digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Satu pihak dapat membuat klaim yang menipu pihak lain. Namun, pengadilan cenderung menilai seberapa besar peran informasi yang menipu dalam pilihan yang dibuat seseorang.

Klaim bujukan palsu dapat dibuat berkaitan dengan kontrak lisan dan tertulis. Akan tetapi, perlu dicatat bahwa ketergantungan pada kontrak lisan dapat terbukti berbahaya bagi tujuan seseorang yang mengklaim bahwa dia dibujuk secara curang. Pengadilan sering kali menolak klaim tersebut dengan alasan bahwa informasi yang diandalkan seseorang seharusnya dibuat secara tertulis. Pengadilan juga telah memutuskan terhadap kasus-kasus di mana kontrak lisan mencakup pernyataan yang bertentangan dengan hal-hal yang sama yang dibahas dalam kontrak tertulis.

Akan tetapi, ada saat-saat ketika seseorang mungkin merasa disesatkan tetapi pihak yang menyesatkan itu tidak bertindak dengan sengaja. Contoh seperti itu sering kali berasal dari penjualan online barang bekas. Dalam banyak kasus, penjual memberikan deskripsi menggunakan istilah seperti “kondisi baik” atau “hampir baru”. Istilah-istilah ini biasanya tidak memiliki standar universal, yang berarti bahwa penilaian seseorang dapat sepenuhnya berbeda dari penilaian orang lain. Klaim bujukan palsu yang dibawa dalam kasus ini cenderung sia-sia.

Baca juga