Apa itu Cerita Bingkai?

Penulis sering menggunakan berbagai teknik sastra untuk menarik pembaca ke dalam sebuah cerita.

Penulis sering menggunakan berbagai teknik sastra untuk menarik pembaca ke dalam sebuah cerita dan membantu menciptakan narasi yang menarik dan sebaliknya menarik. Salah satu teknik tersebut adalah penggunaan cerita berbingkai. Ketika teknik seperti itu digunakan, penulis akan membuat cerita di awal yang umumnya tidak akan menjadi fokus utama dari sisa narasi. Sebaliknya, cerita awal ini akan digunakan untuk mengatur, atau membingkai, cerita kedua, yang biasanya memiliki penekanan atau kepentingan yang lebih besar. Cerita berbingkai telah digunakan selama berabad-abad dan tetap populer dalam berbagai bentuk sastra serta media lain seperti televisi atau film.

Contoh cerita berbingkai mungkin melibatkan seorang penulis yang mengembangkan karakter utama atau narator yang mulai menceritakan sebuah cerita tentang dirinya di masa sekarang. Karakter ini akan sering menyapa pembaca secara langsung, atau dengan cara lain membuat referensi bahwa perannya adalah salah satu pendongeng, belum tentu salah satu tindakan dalam cerita. Begitu narator atau karakter ini diperkenalkan, dia biasanya akan mulai menceritakan kisah lain, dengan demikian pada dasarnya mengundang pembaca untuk ikut bersamanya dalam perjalanan naratif ini. Struktur cerita bingkai memungkinkan penulis untuk memberikan konteks pembaca untuk cerita utama sebelum meluncurkan ke dalamnya.

Narator juga dapat digunakan sebagai alat untuk cerita berbingkai dengan menyiapkan pembaca untuk berbagai cerita pendek. Narator mungkin muncul secara berkala di seluruh teks untuk membuat referensi, mengklarifikasi peristiwa, atau memberikan informasi ekspositori yang akan mempersiapkan pembaca untuk cerita berikutnya. Teknik ini sangat sering digunakan dalam film dan televisi, meskipun akar dari teknik ini dapat ditemukan dalam berbagai teks sepanjang sejarah.

Cerita bingkai didemonstrasikan dengan baik dalam cerita pendek Washington Irving, “Rip Van Winkle.” Fokus utama cerita berkisar pada karakter, Rip Van Winkle, dan pengalamannya di Pegunungan Catskill, tetapi narasinya diambil oleh karakter bernama Geoffrey Crayon. Penciptaan karakter Crayon ini menunjukkan kepada pembaca bahwa bukan Irving yang menceritakan kisah Rip Van Winkle, melainkan Geoffrey Crayon, sehingga menghilangkan penulis yang sebenarnya dari penceritaan sama sekali seolah-olah mengajak pembaca untuk menganggap narasi itu nyata dan karenanya lebih menarik. Pembaca pada dasarnya mendengar kisah Rip Van Winkle melalui bingkai atau visi Geoffrey Crayon.

Baca juga